Wednesday, 25 June 2014

Menjadi seorang Fangirl



“Menjadi fangirl itu adalah kebanggaan, tapi aku hanya bisa berharap  dan berharap”
                Disaat setiap orang menjalani hidup mereka seperti biasanya, begitu pula denganku. Aku menjalani hari-hariku seperti biasanya. Yah, biasanya aku terus meng-update berita-berita mengenai idolaku. Mengikuti setiap mereka comeback, meng-unduh lagu dan Music Video, serta mengunduh berbagai video comeback mereka di acara music show.
                Tak jarang aku menyisihkan uang jajan agar bisa membeli barang-barang yang sama dengan idolaku, ataupun barang-barang yang berhubungan dengan mereka.
                Setiap hari aku menyempatkan untuk menonton video mereka. Dan itu seperti sebuah keharusan. Satu video disatu hari itu membuatku lega atau sekedar mendengar lagu mereka.
Ketika aku bersama dengan teman-temanku, aku selalu berbicara tentang idolaku. Sekalipun, mereka (teman-temanku yang lain) menatap aneh kami bahkan berpikir bahwa kami berlebihan. Ya, tiada hari tanpa perbincangan mengenai Kpop. Minimal satu dua kata saja mengenai Kpop harus keluar ketika aku berada di sekolah.
Apapun yang orang pikirkan, tapi Kpop, seperti menjadi bagian dalam hidupku. Kpop seperti sebuah semangat yang hadir diantara sedihku. Kpop seperti sebuah pundak dikala aku bersedih, aku akan memandang poster-poster yang menempel didinding dan itu membuatku terasa lebih nyaman. Sekalipun hanya sebuah poster tapi bagiku itu lebih seperti sebuah pundak yang siap menerima air mataku dikala aku bersedih.
Ya, itulah aku sebagai seorang fangirl. Menganggap sebuah poseter nyata padahal itu hanyalah kertas yang dicetak dengan gambar menyerupai artis idolaku. Tapi, aku masih sadar kalau artis yang sebenarnya bukan di poster itu. mereka memang ada tapi tidak didekatku. Mereka ada dinegara yang berbeda denganku, dengan bahasa yang beda, dan kehidupan yang berbeda.
Mereka selalu menghiburku dengan berbagai karya yang mereka keluarkan. Sedangkan aku, aku menjadi penyemangat bagi mereka.
Aku ingin bertemu dengan mereka. Inginnya bertemu secara langsung dan berbincang bahkan menjadi akrab dengan mereka. Tapi siapakah aku ini? Menonton konser saja sudah syukur. Itupun kalau sudah pernah ke konser. Aku terus berusaha mengumpulkan uang, agar ketika mereka datang di negaraku, aku bisa pergi dan melihat mereka, sekalipun dalam jarak yang terbatas. Dari kejauhan, dibawah panggung.
Tak jarang aku sering membayangkan, bagaimana kalau aku bisa menjadi pacar dari biasku? Berada didekatnya. Aku hanya bisa membayangkannya saja, dan berharap itu bisa benar-benar terjadi. Tapi apa yang bisa aku harapkan? Mereka hanya menganggapku sebagai fans yang memberi semangat dan cinta untuk mereka. Yang mereka tahu, aku melakukan apapun untuk mereka. Yang mereka tahu aku terhibur dengan penampilan saat comeback mereka. Yang mereka tahu aku selalu mengupdate apapun tentang mereka. Ya, itu karena aku hanya seorang fans.
Setiap kemungkinan dalam hidup ini, termasuk kemungkinan menjadi pacar bias ataupun bertemu dan akrab dengan mereka pasti ada. Nothing impossible kan? Tapi, kemungkinan hanyalah kemungkinan, belum bisa dipastikan kapan itu akan terjadi, BELUM PASTI. Aku hanya bisa berharap tak lebih.
Setidaknya, melihat mereka semakin hari, mengikuti waktu, semakin sukses dan semakin dikenal. Penghargaan silih berganti datang menyapa. Sudah cukup membuatku senang. Kata terima kasih dan cinta untuk fans akan keluar dari mereka.
Kata ‘Cinta’. Eum,,, mereka memberikanku sebuah cinta yang besar, tapi itu karena aku sebagai fans mereka. Tak bisakah aku mendapatkan cinta sebagai seorang gadis yang spesial bagi idolaku? Aku harusnya sadar, fans adalah fans, orang spesial adalah orang spesial. Bukankah dengan melihat mereka masih mengingat dan memperhatikan kita (fans) sudah membuat kita senang?
Aku pernah berpikir, bagaimana bila aku bukan seseorang yang menyukai kpop seperti sekarang ini? Mungkin aku tidak akan bermimpi setinggi ini untuk menjadi pasangan bias, bertemu dan menjadi akrab dengan idolaku. Aku pun tak perlu menyisihkan uang jajan untuk membeli barang-barang yang berhubungan dengan artis, dan memikirkan konser mereka yang akan digelar dinegaraku.
Tapi, aku tahu, aku memang ditakdirkan untuk menjadi seorang kpop. Bisa dibayangkan ketika aku merasa orang disekitarku seperti tidak ada, mereka, idolaku bisa menghiburku melalui video yang ku lihat melalui layar laptop.
Hariku terasa berwarna. Membayangkan, bermimpi, berharap dan berharap, menjadi bagian dalam hari-hariku. Mungkin saja ketika aku bukan seorang kpopers, aku hanya berdiam diri dirumah, menonton TV, film melalui laptop, memainkan twitter dan facebook dengan perbincangan yang tak jelas dengan teman-temanku atau tak berbincang sama sekali. Sekarang bagiku hidup seperti itu membosankan. Ketika aku menjadi seorang Kpopers, aku hanya akan menonton kdrama akan tayang di tv, konser yang di tayangkan, atau apapun yang berbau Kpop dan Korea. Laptopku penuh dengan Kdrama, video, foto, dan lagu-lagu, apapun yang berhubungan dengan Korea hingga aku harus membeli hardisk eksternal mengingat hardisk laptopku yang mulai penuh. Dinding kamarku tak polos dengan warna yang tak harus ku tatap karena tak ada yang bisa ditatap dari warna polos, dinding kamarku terpajang poster-poster yang berderetan. Setiap pagi aku disambut oleh senyuman dan tatapan hangat dari poster-poster itu.
Sungguh, menjadi Kpopers adalah kebahagiaan tersendiri yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ketika seseorang sibuk dengan dirinya sendiri. Akupun sibuk mencari teman-teman yang memiliki ketertarikan yang sama denganku melalui jejaring sosial. Dengan bahasa yang berbeda, tak menjadi penghalang untuk kami berteman. Bahkan aku merasa senang karena dengan begitu aku bisa melatih kemambuan berbahasa Inggrisku dengan melakukan percakapan bersama mereka. Akupun bisa belajar (sedikit) bahasa mereka. Keuntungan yang cukup besar kan ketika menyukai Kpop?
Dan aku akan tetap menjalani hidupku sebagai seorang Kpop. Tak peduli apa pendapat orang. Aku adalah aku. Dan aku masih tahu akan batas wajar ketika aku menyukai Kpop.
Kpop make my life so color full, so don’t try to ruin my color.

Cerita nyata yang tak akan pernah basi dan dimakan zaman




                Cinderella, Snow White, Beauty and The Beast, dan cerita dongeng yang memiliki akhir bahagia lainnya, hanyalah cerita yang tak nyata atau hanyalah cerita fiksi untuk menghibur orang. Bahkan, suatu hari nanti tak bisa dipungkiri cerita-cerita itu akan dilupakan dan digantikan dengan cerita-cerita yang baru.
                Tapi, ada satu Buku cerita yang nyata dan memang terjadi. Tidak, jangan berpikir ini adalah buku dari seorang penulis yang memiliki pengalaman hebat. Buku ini ditulis oleh begitu banyak penulis. Kisah-kisah didalam buku inipun nyata adanya.
Cerita peperangan yang hebat. Cerita mengenai kasuksesan orang. Cerita mengenai pengorbanan. Cerita yang penuh perjuangan. Cerita yang menyedihkan dan menyakitkan. Cerita dengan akhir yang sebenarnya adalah awal yang bahagia. Semuanya, ada dalam buku ini.
Bahkan, cerita-cerita dalam buku ini tak akan pernah punah. Cerita-ceritanya akan terus dibicarakan, akan terus disebarkan. Tokoh-Tokoh dalam cerita-cerita yang ada pun adalah Tokoh-Tokoh pilihan dan menjadi sejarah yang tak terlupakan.
Cerita-cerita ini terkumpul dalam satu buku. Ketika dalam sehari aku bisa membaca sepuluh buah novel, aku tidak yakin kalau bisa dalam sehari bisa menyelesaikan buku ini bahkan setengahnya pun sepertinya tidak. Karena dalam setiap kata-kata, baris, dalam buku ini harus dipahami dan dilakukan sebagai panutan.
Ya, buku ini adalah buku yang mengajarkan berbagai hal. Menguasai diri, berusaha menjadi kuat, berkorban, rendah hati, sabar, menghormati dan menghargai, setia, berharap, keyakinan, dan hal-hal yang baik dalam hidup ini itulah yang diajarkan oleh buku ini.
Benar, buku ini adalah buku yang disebut ALKITAB.
ALKITAB... penuh dengan cerita-cerita yang memang benar terjadi. Cerita yang bahagia hingga menyedihkan yang mungkin tak akan terpikir oleh penulis manapun untuk ditulis. Cerita yang selamanya akan terus dipelajari dan disebarkan. Cerita yang penuh dengan kabar baik.
Kita pun tak perlu sulit untuk mendapatkan buku yang disebut Alkitab ini. Buku ini bukanlah novel yang terbatas dan dengan harga yang Wow. Siapapun bisa mendapatkan.

Sunday, 1 June 2014

Happy 8th Anniversary ELF: EVERLASTING FRIENDS 20140602





            ELF
            Apa yang terpikir olehku ketika mendengar kata itu? Orang yang biasa dan mengerti English pasti berpikir itu adalah peri (ELF = Peri). Ketika orang biasa mendengar kata ‘biru’ mereka pasti akan berpikir, langit, lautan, atau apapun yang mereka anggap biru. Tapi tidak bagiku. Ketika seseorang mengatakan kata itu ‘ELF’ yang terpikir olehku adalah lautan Sapphire Blue yang begitu bersinar, bahkan terangnya mengalahkan bintang dilangit. Tak hanya itu, ketika mendengar kata ‘ELF’ aku akan langsung memikirkan 13+2 orang yang berdiri bersama, tampil bersama dalam satu panggung. Dan ketika orang mengatakan ‘Blue’ pikiranku akan tertuju pada fandom yang selalu membuatku semangat.
            Ya, ELF memanglah peri yang di tugaskan untuk mendukung dan terus bersama 13 orang. ELF di persiapkan untuk melawan dunia bersama Super Junior. ELF ada untuk bersama menjadi keluarga besar yang sangat rukun, saling membantu, saling menyemangati.
            Ada kalanya aku terus berharap untuk menjadi bagian dalam Sapphire Blue Ocean, entah itu saat Super Show, SM Town, atau konser apapun dimana Super Junior tampil dan semua ELF berkumpul di sana. Memang, aku adalah bagian dari keluarga ELF, tapi aku juga ingin turut andil dalam menggoyangkan lighstick dan membentuk lautan Sapphire Blue yang paling indah. Lautan yang hanya bisa di lihat oleh orang ketika semua ELF berkumpul bersama.
            Ketika aku merasa sedih, kesepian, bahkan merasa tidak memiliki teman, ketika aku mulai memainkan jejaring sosial dan melihat foto Sapphire Blue Ocean, entah kenapa aku menjadi senang dan bangga memiliki teman dan keluarga besar yang disebut ELF. Bahkan ketika melihat foto-foto Super Junior yang di upload, aku pun melupakan sedih yang tadinya mengerumuniku.
            ELF, aku memang tak mengenal kalian secara pribadi, tapi aku mengenal kalian sebagai ELF. Kita menjadi begitu dekat tanpa perlu tahu akan status, agama, ras suku dan bangsa, bahasa, atau apapun yang menjadi alasan orang untuk di jadikan perbedaan. Bagiku, semua perbedaan itu adalah satu, ELF, dan semua itu menjadi satu karena adanya 13 obor yang membara terus membuat kita berjuang.
            Satu kata saja yang perlu di sebutkan ‘ELF’ dan kita akan segera menjadi dekat. Sekalipun tidak berbicara secara langsung, namun kedekatan itu rasanya lebih dekat dibanding mereka yang berkata bertahun-tahun telah berteman dan selalu bersama.
Oops, aku lupa, kita memang telah berteman dan selalu bersama ‘kan? 8 tahun, dan itu bukan waktu yang sedikit untuk menunjukkan betapa dekatnya antara sesama ELF.
            Sungguh, aku begitu bangga menjadi seorang ELF. Saat dimana aku menjadi seorang ELF, saat itulah aku ada keluarga lain yang siap menerima kehadiranku.
            Selamat Ulang Tahun yang ke-8 ELF. Selamanya, kita akan selalu bersama. Tak peduli apa yang dikatakan orang lain, aku akan menegaskan bahwa aku adalah ELF.
ELF Saranghae-yo
Bel13ve to Prom15e