Yuhuu... bukan Cuma di Korea
ternyata, tapi Indonesia juga udah ada yang nge-laporin haters.
Post-an aku beberapa bulan lalu aku bilang kalau haters itu fans yang
tersembunyi. Aku nggak mau bahas sebenarnya tentang haters, tapi kayaknya harus
dijadiin topik biar haters pada sadar.
Iya, emang... mereka sebenarnya fans dari Idol yang mereka benci, cuma cara
mereka berbeda dengan fans biasanya.
Tapi perlakuan haters juga ada batasnya. Ketika sang artis di bash
abis-abisan, artisnya tetap diam, mencoba sabar. Tapi artis juga manusia, tentu
punya batas kesabaran. Hati mereka juga sama kayak manusia biasa, bisa
merasakan sakit.
Dan dari komen-komen disetiap artikel tentang Taeyeon yg ambil tindakan
buat nge-laporin para haters yang udah keterlaluan, komen-komen itu malah
mengkritik Taeyeon.
Ada yang bilang “Namanya juga artis, jelas aja kalo punya haters”
“itu si A, si B, si C, juga di bash di instagramnya. Tapi dia diam aja.”
“alah, lebay”
“aduh, udah senior harusnya memberi contoh.”
Gampang banget ya ngomongnya. Iya gampang soalnya mereka nggak pernah
ngerasain gimana dibash. Bukan cuma sang artis yang dibash, masalahnya
keluarganya juga ikut kena. Si artis juga di bash bukan Cuma setahun, dua
tahun, tapi udah hampir 8 tahun dia menerima segala kata makian.
Menurut kalian, saat ada yang bilang ibu atau ayah kalian mati aja, apa
reaksi kalian?
‘sabarlah. Nanti juga mereka dapet balasannya’
Well, ya udah sabar aja kalo gitu.
Nah kalo orang itu ngirim pesan langsung ke ortu kalian, gimana? Masih mau
diam? Wah, kalo itu teman sendiri udah pasti langsung dicari terus berantem.
“Artis juga nggak akan ada diatas kalau nggak ada haters.”
Emang, bener banget. Bahkan karena haters artis juga jadi semangat untuk
lebih berusaha, menunjukkan kalau mereka tidak seperti apa yang dikatakan
haters.
Haters hebat ‘kan?
Tapi ada batas dimana haters bisa bertindak. Mengusik kehidupan pribadi
sang artis bukan tugas haters.
Komen yang berlebihan.
Sekarang siapa yang baik dan siapa yang buruk? Haters terus bicara mengusik
sang artis agar terlihat buruk, tapi haters jadi lebih kayak dog yang menggali lubang. Bukan untuk
menyimpan tulang, tapi mencari tulang yang sudah lama disimpan. Mencari
kesalahan artis yang kecil tapi membesar-besarkan seakan sang artis melakukan
dosa yang besar.
Tanpa disadari, haterslah yang melakukan dosa. Menjatuhkan seseorang,
mengucapkan kata-kata kotor sampai mengutuk, membenci (dalam Alkitab,
membenci=membunuh). Who’s bad here?
Kata Prili, haters yang udah keterlaluan dilaporin biar jerah. Benarkan,
biar haters nggak akan melakukan dosa lagi kan. Biar pada tobat.
Haters selalu mem-bully artis yang dibenci. Tapi pertanyaan aku, kenapa
haters membenci artis itu?
Katakanlah salah satu dari yang membaca ini adalah haters. Apa yang membuat
kalian benci sama sang artis?
Plagiat dari artis yang kalian suka? Okelah.
Suaranya bagus? Dia cantik? Ganteng? Bertalenta? Bisa nge-dance? Terkenal?
Pacaran sama bias kalian? Debut dari agensi besar? Lebih terkenal dari artis
kalian? Banyak penggemarnya? Banyak menerima penghargaan?
KALIAN IRI.
Kalian sebenarnya iri sampai menjadikannya sebuah kebencian.
Aku berani menulis ini karena aku bukan seorang haters dari artis manapun.
Mengkritik, iya.
Tapi membenci, enggak.
No comments:
Post a Comment