Friday, 8 November 2013

Perintis Palang Merah Internasional



Henry Dunant

            Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC) adalah suatu lembaga kemanusiaan yang berperan besar dalam misi perdamaian, khususnya untuk melindungi korban konflik bersenjata, baik dalam lingkup internasional maupun non-internasional, termasuk didalamnya adalah korban luka dalam perang, tawanan, pengungsi, warga sipil, dan lainnya. Lembaga kemanusiaan ini bermarkas di Jenewa, Swiss.
            ICRC menjadi salah satu dari tiga komponen organisasi kemanusiaan dunia yang kemudian melebur menjadi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional atau International Red Cross and red Crescent Movement. Selain ICRC, dua komponen lainnya adalah Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan sabit Merah atau International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), serta Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional yang menghimpun organisasi kemanusiaan dari 186 negara di seluruh dunia. Hasil gabungan dari ketiga unsur ini menjadi lembaga kemanusiaan terbesar di jagat raya.
            Pembentukan ICRC terjadi pada 1863 yang kemudian menginspirasi diselenggarakannya Konvensi Jenewa pada 1864. ICRC tercatat sebagai organisasi kemanusiaan tertua dan dihormati diseluruh dunia. Sebagai bukti pengakuan tersebut, ICRC telah tiga kali menerima Hadiah Nobel Perdamaian, masing-masing pada tahun 1917, 1944, dan 1963. Dibalik pekerjaan luar biasa ini, terdapat sosok yang sangat berperan dalam upaya pendirian ICRC demi perdamaian dunia internasional. Orang itu bernama Henry Dunant yang didaulat sebagai Bapak Palang Merah Internasional.
            Nama lengkapnya adalah Jean Henry Dunant, lahir di Jenewa, Swiss, pada 8 Mei 1828. Keluarga Dunant adalah penganut Calvinist (salah satu sekte dalam agama kristen) yang taat dan mempunyai pengaruh yang tidak sedikit bagi masyarakat Jenewa. Ajaran Calvinist yang menekankan pada pentingnya mengasihi sesama menjadikan keluarga Dunant hidup dalam keseharian yang penuh dngan nilai-nilai sosial. Itulah kiranya yang membuat Henry Dunant tergerak hatinya untuk menggalang upaya perdamaian internasional.
            Hingga tiba suatu masa, meletuslah perang di Solferino (Italia) yang melibatkan pasukan gabungan Italia dan Prancis melawan austria. Disuatu petang tanggal 24 Juni 1859, dunant menginjakkan kaki di Solferino, tepat ketika pertempuran baru saja usai. Dunant terhenyak karena dihadapannya banyak tubuh bergelimpangan bersimbah darah. Sekitar 38ribu prajurit terkapar dalam kondisi terluka, sekarat, bahkan banyak pula yang telah gugur di medan laga. Sementara itu, tidak ada pihak yang tampak serius memberikan perawatan kepada para korban.
            Dunant yang terguncang melihat pemandangan mengenaskan itu segera tergerak hatinya. Ia mengajak penduduk setempat untuk memberikan pertolongan dan perawatan kepada para tentara yang malang itu. Sayangnya, persediaan alat-alat dan obat-obatan tidak cukup memadai. Dunant bertindak cepat dengan mengatur pembelian material yang dibutuhkan itu dan berinisiatif membuka rumah sakit darurat. Dunant pun berhasil meyakinkan kepada semua pihak agar memberikan pertolongan tanpa pamrih, tanpa melihat dipihak mana mereka berperang. Dunant menyerukan slogan “Tutti Fratelli” (kita semua bersaudara) yang kelak menjadi jargon Palang Merah Internasional.
            Dunant kemudian menuliskan pengalaman di Solferino lewat sebuah buku berjudul A Memory Of Solferino. Dalam buku yang diterbitkan dari Jenewa pada Oktober 1862 itu, Dunant memaparkan gagasannya tentang pentingnya pembentukan sebuah organisasi kemanusiaan internasional untuk membantu para korban perang tanpa pamrih. Maka, pada 1863, terbentuklah Palang Merah Internasional alias ICRC, yang kemudian menjadi pelopor lahirnya organisasi kemanusiaan terbesar disunia.
            Sekarang, lembaga kemanusiaan hasil rintisan Dunant itu telah didirikan diberbagai negara demi mengemban misi perdamaian internasional. Berkat sumbangsihnya dalam mempelopori pendirian Palang Merah International, Dunant dianugerahi  Hadiah Nobel Perdamaian pada 1901. Henry Dunant wafat pada 30 Oktober 1910, dunia telah kehilangan salah satu putra terbaiknya. Jasa dan pengabdian Dunant demi perdamaian dunia akan selalu abadi karena hari kelahirannya ditetapkan sebagai Hari Palang Merah Sedunia, yakni diperingati setiap tanggal 8 Mei.

No comments: