Syalom…
Pertama-tama
patutlah
kita memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
Tuhan, sehingga kita bisa bersama-sama di tempat ini. Dan pada saat ini saya ....................................... akan membawakan
sebuah pidato yang berjudul
“Kreativitas Belaka”
Beberapa waktu lalu, sempat tersiar
kabar mengenai sebuah program yang di katakan men-jiplak atau meniru sebuah
acara yang telah tayang di stasiun tv luar negeri dan akan di tayangkan di tv
Indonesia, dengan konsep dan judul yang bisa di katakan persis. Dan hal meniru
ini, telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu, dan di tahun 2014 ini
kembali muncul dan di bicarakan dalam media sosial. Karena itulah saya akan
membawakan pidato yang menyangkut dengan masalah ‘Kreativitas’.
‘Kreatif’,
apa yang muncul dalam pikiran kita ketika mendengar kata ini? Mungkin anda
memiliki pikiran yang sama dengan saya, bahwa kreatif adalah hal yang timbul
atau muncul dari dalam pikiran seseorang dengan sendirinya, atau bisa di
katakan itu hal yang jernih di hasilkan dari pikiran seseorang. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata Kreatif bisa berarti; memiliki daya cipta; memiliki
kemampuan menciptakan; atau daya cipta. Ini berarti, kreatif adalah hal yang
sejatinya memang murni berasal dari pikiran seseorang .
Di
zaman modern ini, banyak orang yang lebih suka mendapatkan hal yang mudah dan
cepat tanpa memikirkan kerugian yang akan mereka terima dari hal tersebut.
Apalagi mereka yang berada di industri entertain saat ini, mungkin lelah
memikirkan, konsep apa? Musik seperti apa? Lirik seperti apa? Apa yang saat ini
laku di pasaran? Dan sebagainya yang mungkin bisa memajukan industri tersebut.
Dan akhirnya, industri melirik produk-produk di luar sana, dengan memikirkan
pasar atau masyarakat yang tidak mengetahui akan karya, musik, film, dan apapun
yang telah ada di luar negeri, dan tidak mengenal hal-hal yang sedang tren di luar negeri sana. Mereka, para
industri entertain Indonesia, dengan mudahnya membohongi pasar dengan cara men-jiplak
karya yang telah hadir terlebih dahulu. Tanpa memikirkan bagaimana mereka yang
berjuang untuk menciptakan karya-karya tersebut, mereka yang bekerja keras
memikirkan apakah pasar akan menerima karya mereka.
Hal
inilah yang menjadikan negara kita sendiri di pandang sebelah mata oleh
anak-anak bangsa yang merasa bahwa, negeri tercinta mereka ternodai dengan
sebutan Plagiat. Bahkan ada yang mengatakan “Itu (menjiplak) telah mendarah
daging dalam negara kita”, “Indonesia tidak kreatif” dan “mereka (industri
entertain) yang mengotori Indonesia.” Itu hanya sebagian komentar atau pendapat
pengguna media sosial mengenai masalah jiplak yang di lakukan industri
entertain.
Tak
hanya komentar atau pendapat seperti yang saya katakan tadi, tapi mereka, yang
mungkin marah akan hal tersebut sampai mencemo’oh, bahkan ada yang mengatakan
kalau mereka malu menjadi orang Indonesia. Cibiran yang lebih besar lagi
pastinya di tujukan oleh industri yang di anggap telah menjiplak.
Sungguh
sangat di sayangkan, melihat ataupun membaca anak-anak bangsa kita sendiri
berkata bahwa mereka malu dengan negara mereka sendiri. Kebanggaan mereka di
hancurkan oleh orang-orang yang di anggap tidak kreatif karena hanya meniru,
dan yang sebenarnya harus malu adalah mereka yang meniru, bukan anak-anak
bangsa yang hanya bisa menyaksikan atau melihat apa yang di sajikan. Mereka
yang berbuat, tetapi Indonesia-lah di sebut-sebut karena mereka adalah bagian
dari Indonesia, mereka adalah orang yang lahir dan di besarkan di tanah
Indonesia.
Meniru
karya orang lain dan menampilkannya, mengakui bahwa itu adalah karyanya
sendiri, apakah itu yang bisa di sebut sebuah kreativitas?
Ibu
Guru serta teman-teman, Kreativitas sebenarnya adalah hal yang harus dan bisa
di kembangkan, bukan hal yang di raih secara praktis dengan melirik karya orang
lain yang telah terkenal. Bukanlah sebuah kebanggan yang akan kita terima nanti
ketika meniru karya orang, melainkan berbagai cibiran dan kritikkan yang harus
siap di baca oleh mata kita, dan siap di dengar oleh telinga kita. Berpikirlah,
apakah kita juga senang bila karya kita di jiplak oleh orang lain dan di akui
oleh orang itu? Pasti kita tidak inginkan hal itu.
Karena
itulah, janganlah kita berpikir bahwa kita memiliki karya yang baik bila kita
juga mengikuti karya terbaik. Ciptakan dan kembangkanlah karya kita sendiri,
buatlah karya kita menjadi yang terbaik di mata kita sendiri sebelum kita
berpikir itu akan menjadi terbaik di mata orang. Biarkanlah kreativitas kita
berkembang dengan sendirinya, tanpa berkembang dari kreativitas milik orang
lain. Mungkin, terinspirasi akan karya orang boleh, asal jangan sampai kita
terinspirasi untuk men-jiplaknya.
Demikian
pidato saya, semoga bisa bermanfaat, dan mohon maaf bila ada salah-salah kata
yang menyinggung perasaan Ibu guru dan
teman-teman.
TERIMA
KASIH
No comments:
Post a Comment