Sunday, 23 March 2014

Pidato "Kreativitas Belaka"

sekedar berbagi, pidato ini saya buat karena tugas ujian praktik dari Guru Bahasa Indonesia. bisa di bilang pidato ini (mirip) masih berhubungan dengan pidato yang pernah saya post. maaf bila (sedikit) gak jelas.



Syalom…
            Pertama-tama patutlah kita memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih Tuhan, sehingga kita bisa bersama-sama di tempat ini. Dan pada saat ini saya ....................................... akan membawakan sebuah pidato yang berjudul
“Kreativitas Belaka”
            Beberapa waktu lalu, sempat tersiar kabar mengenai sebuah program yang di katakan men-jiplak atau meniru sebuah acara yang telah tayang di stasiun tv luar negeri dan akan di tayangkan di tv Indonesia, dengan konsep dan judul yang bisa di katakan persis. Dan hal meniru ini, telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu, dan di tahun 2014 ini kembali muncul dan di bicarakan dalam media sosial. Karena itulah saya akan membawakan pidato yang menyangkut dengan masalah ‘Kreativitas’.
‘Kreatif’, apa yang muncul dalam pikiran kita ketika mendengar kata ini? Mungkin anda memiliki pikiran yang sama dengan saya, bahwa kreatif adalah hal yang timbul atau muncul dari dalam pikiran seseorang dengan sendirinya, atau bisa di katakan itu hal yang jernih di hasilkan dari pikiran seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Kreatif bisa berarti; memiliki daya cipta; memiliki kemampuan menciptakan; atau daya cipta. Ini berarti, kreatif adalah hal yang sejatinya memang murni berasal dari pikiran seseorang .
Di zaman modern ini, banyak orang yang lebih suka mendapatkan hal yang mudah dan cepat tanpa memikirkan kerugian yang akan mereka terima dari hal tersebut. Apalagi mereka yang berada di industri entertain saat ini, mungkin lelah memikirkan, konsep apa? Musik seperti apa? Lirik seperti apa? Apa yang saat ini laku di pasaran? Dan sebagainya yang mungkin bisa memajukan industri tersebut. Dan akhirnya, industri melirik produk-produk di luar sana, dengan memikirkan pasar atau masyarakat yang tidak mengetahui akan karya, musik, film, dan apapun yang telah ada di luar negeri, dan tidak mengenal hal-hal yang sedang tren di luar negeri sana. Mereka, para industri entertain Indonesia, dengan mudahnya membohongi pasar dengan cara men-jiplak karya yang telah hadir terlebih dahulu. Tanpa memikirkan bagaimana mereka yang berjuang untuk menciptakan karya-karya tersebut, mereka yang bekerja keras memikirkan apakah pasar akan menerima karya mereka.
Hal inilah yang menjadikan negara kita sendiri di pandang sebelah mata oleh anak-anak bangsa yang merasa bahwa, negeri tercinta mereka ternodai dengan sebutan Plagiat. Bahkan ada yang mengatakan “Itu (menjiplak) telah mendarah daging dalam negara kita”, “Indonesia tidak kreatif” dan “mereka (industri entertain) yang mengotori Indonesia.” Itu hanya sebagian komentar atau pendapat pengguna media sosial mengenai masalah jiplak yang di lakukan industri entertain.
Tak hanya komentar atau pendapat seperti yang saya katakan tadi, tapi mereka, yang mungkin marah akan hal tersebut sampai mencemo’oh, bahkan ada yang mengatakan kalau mereka malu menjadi orang Indonesia. Cibiran yang lebih besar lagi pastinya di tujukan oleh industri yang di anggap telah menjiplak.
Sungguh sangat di sayangkan, melihat ataupun membaca anak-anak bangsa kita sendiri berkata bahwa mereka malu dengan negara mereka sendiri. Kebanggaan mereka di hancurkan oleh orang-orang yang di anggap tidak kreatif karena hanya meniru, dan yang sebenarnya harus malu adalah mereka yang meniru, bukan anak-anak bangsa yang hanya bisa menyaksikan atau melihat apa yang di sajikan. Mereka yang berbuat, tetapi Indonesia-lah di sebut-sebut karena mereka adalah bagian dari Indonesia, mereka adalah orang yang lahir dan di besarkan di tanah Indonesia.
Meniru karya orang lain dan menampilkannya, mengakui bahwa itu adalah karyanya sendiri, apakah itu yang bisa di sebut sebuah kreativitas?
Ibu Guru serta teman-teman, Kreativitas sebenarnya adalah hal yang harus dan bisa di kembangkan, bukan hal yang di raih secara praktis dengan melirik karya orang lain yang telah terkenal. Bukanlah sebuah kebanggan yang akan kita terima nanti ketika meniru karya orang, melainkan berbagai cibiran dan kritikkan yang harus siap di baca oleh mata kita, dan siap di dengar oleh telinga kita. Berpikirlah, apakah kita juga senang bila karya kita di jiplak oleh orang lain dan di akui oleh orang itu? Pasti kita tidak inginkan hal itu.
Karena itulah, janganlah kita berpikir bahwa kita memiliki karya yang baik bila kita juga mengikuti karya terbaik. Ciptakan dan kembangkanlah karya kita sendiri, buatlah karya kita menjadi yang terbaik di mata kita sendiri sebelum kita berpikir itu akan menjadi terbaik di mata orang. Biarkanlah kreativitas kita berkembang dengan sendirinya, tanpa berkembang dari kreativitas milik orang lain. Mungkin, terinspirasi akan karya orang boleh, asal jangan sampai kita terinspirasi untuk men-jiplaknya.
Demikian pidato saya, semoga bisa bermanfaat, dan mohon maaf bila ada salah-salah kata yang menyinggung perasaan Ibu guru dan teman-teman.
TERIMA KASIH

No comments: