Thursday, 18 December 2014

Make My Life Complete: Part 8

 
SEKOLAH
Awal tahun baru yang menyenangkan. Sudah sepuluh hari berlalu sejak di tahun yang baru ini. Sekolah pun di mulai sudah sejak beberapa hari yang lalu.
Jalanan menuju sekolah di kelilingi oleh kabut yang tebal pagi itu. Jarak jalan sepuluh meter kedepan saja tidak terlihat lagi. Yang biasanya Elsa mengucapkan selamat pagi kepada orang-orang, pagi itu ia belum mengatakan satupun ucapan selamat pagi karena belum menemui orang.
Suasana pagi itu seperti sebuah film horor. Dimana seorang gadis berjalan sendirian di antara kabut, dengan sekelilingnya yang sunyi.
“aku tidak pernah melihat yang seperti ini. Lihat, semuanya tak terlihat, yang ada hanyalah kabut yang tebal.” Kata Elsa dengan dua buah buku yang di peluk di dadanya.
Suara langkah kaki terdengar berjalan di belakang Elsa. Langkah itu terdengar semakin mendekat. Elsa mempercepat langkah kakinya, namun pemilik langkah kaki itu tampaknya masih mengikuti Elsa.
“Please! Boleh nggak perlambat langkah kamu dong?” terdengar suara di belakang Elsa “Aku susah ngejarnya ni. Nggak mungkin aku harus lari-lari di tengah kabut hanya untuk ngejar kamu. Itukan konyol.” Lanjut suara itu.
Elsa menghentikan langkahnya, mencoba melihat pemilik langkah kaki yang saat ini berada disampingnya.
“Azar?” ketakutan Elsa akan seseorang yang menguntitnya meredah ketika melihat Azar yang mengenakan seragam serta tas punggung berwarna abu-abu.
“Akhirnya kamu berhenti. Ayo jalan lagi.” Azar sedikit mendorong Elsa yang sempat terdiam.
Berjalan di tengah kabut, di pagi hari, di waktu  pergi ke sekolah, membuat Elsa merasakan ada suatu keganjilan.
“Ini bukan hari Sabtu. Kenapa kamu disini? Pakai seragam lagi?” Elsa bingung, mencoba bertanya pada Azar yang memegang lengan tasnya.
“Mau kesekolah.”
“bukannya nanti bakal terlambat? Cepat kamu kesekolah.” Elsa membalikkan badan Azar. Mencoba menyuruhnya untuk segera berangkat ke SMA Swasta.
Azar kembali membalikkan badannya berjalan menuju SMA Negeri 1 bersama Elsa. “kamu sendiri? Kenapa masih di jalan? Bukannya sebentar lagi bel sekolah bunyi ‘kan?”
“Aku nggak mungkin terlambat, soalnya sebentar lagi sampai disekolah. Pasti tepat waktu.”
“kalau gitu aku juga sama dong.”
“sama? Sama apanya, SMA Negeri 1 dan SMA Swasta itu jaraknya...” Elsa menghentikan sejenak ucapannya sedikit berpikir dan dan mencernah apayang sebenarnya terjadi  “Apa kamu pindah sekolah?” lanjut Elsa dengan nada kaget.
“Iya. Nggak mungkin di waktu sekolah seperti ini aku masih sempat temani kamu kesekolah.”
“Gimana bisa?” gumam Elsa
“Semua bisa jadi. Cuma pindah sekolah aja, kok.”
Sisa perjalanan menuju sekolah membuat Elsa bertanya-tanya, apa benar yang di lihat dan di dengarnya pagi ini ditengah kabut? Apa Azar benar-benar pindah sekolah? Mungkin dia cuma bercanda. Tapi bagaimana bisa seseorang bercanda di saat waktu yang mepet untuk ke sekolah? Semua pertanyaan itu ada di benak Elsa, hingga mereka berada di gerbang Sekolah.
“Wah!” Elsa seketika berhenti di gerbang sekolah, berjalan perlahan-lahan mulai memasuki lingkungan sekolah.
Sekolah itu seperti di tutupi oleh kabut, di tambah dengan suasana yang masih sunyi karena tidak begitu banyak siswa yang datang di sekolah. Ini lebih seperti sebuah sekolah horor. Dimana tidak ada suara sama sekali dari sekolah yang di selimuti kabut itu.
“Apa selalu seperti ini?” tanya Azar yang melihat pemandangan kabut itu ketika memasuki kelas Xc.
“Baru kali ini aku lihat kabut menutupi sekolah.” Elsa meletakkan tasnya.
Tempat duduk Roland menarik perhatian Elsa. Tas yang biasa digunakan Roland berdiri dan bersandar di tempat duduknya.
“Kabut ini bikin sekolah jadi serem!!” Roland berkata sambil memasuki kelas dengan memeluk kedua dadanya.
“Oh! Jadi kamu sudah datang yah?” tanya Elsa ketika melihat Roland yang masuk dalam kelas.
“Kayaknya aku datang kecepet-an, jadinya sedikit jalan-jalan di kelas sebelah.”
“pantas tas kamu udah ada.” Elsa sedikit duduk pada pinggir mejanya atau lebih tepat bersandar pada mejanya.
“Wah!!” teriak Roland kaget “kenapa kamu disini?” Roland menunjuk pada Azar yang berada di dekat papan tulis berwarna putih itu.
“Dia pindah disini.” Elsa menjawab pertanyaan Roland yang masih kaget itu.
“Dikelas ini?” Roland bersandar pada dinding di samping pintu masuk.
“Belum tentu juga! Dia baru pindah hari ini, mungkin bisa di kelas ini atau terdampar di kelas lain.”
“Terserah guru mau nempatin dia di kelas mana. Ngomong-ngomong, Sinta hari ini Izin, nggak bisa masuk.”
“Emang kenapa? Apa dia sakit?”
“kalau sakit mungkin dia akan langsung tulis di surat. Ada alasan lain mungkin.”
“Pagi! Pagi!” Mouren datang dengan sebuah sweater yang di kenakannya. “Eh? Dia siapa?” Mouren berbisik ketika melihat Azar yang berkeliling kelas, hendak melihat-lihat itu.
“Mau tahu, Ren? Kenalan sana?” Elsa menggoda Mouren yang masih berada di pintu masuk itu.
“Iya Ren, lebih bagus kalau kamu langsung kenalan sana.” Roland menambahkan.
“Malas yah... heng...” Mouren segera menuju tempat duduknya, melepas tas, dan berkumpul lagi bersama Roland dan Elsa.
Karena kabut yang masih menyelimuti sekolah, semua siswa hanya apel didalam kelas.
Tak lama setelah apel pagi, Bu Widya masuk kekelas Xc di ikuti seorang murid lelaki. Kelas menjadi sedikit ribut, sekalipun mereka telah melihat Azar yang ada di dalam kelas sebelum apel di laksanakan.
“Sinta dimana?” Tanya Bu Widya yang melihat kursi Sinta kosong.
“Nggak masuk, Enci. Sinta izin sekolah hari ini.” Roland memberi keterangan.
“Oh ya sudah! Hari ini kalian punya teman baru. Dan untuk hari ini, karena Sinta nggak sekolah Azar duduk sama Elsa dulu yah.” Tunjuk Bu Widya pada kursi tempat Sinta.
Azar melepas tas yang ada di punggungnya, duduk di samping Elsa dan berbisik “Jadi, kalian bertiga sekelas yah?”
“Iya.” Jawab Elsa pelan/
“Enci mau ngajar di kelas sebelah, kalian tunggu guru mata pelajaran masuk. Jangan ribut yah?” Bu Widya mengambil bukunya dan keluar kelas.
“Tampaknya hari ini kita bebas dari segala mata pelajaran.” Roland bersandar pada meja Vincent.
“Benar Land? Aku bisa meneruskan membaca novel.” Ferry yang ketika itu dudk di tempat Vincent memegang tangan Roand.
“Jangan terlalu berharap. Bisa aja kan salah satu dari guru Mata pelajaran masuk tiba-tiba?” Elsa memecah kesenangan Ferry
“Yang pasti untuk saat ini kita bebas kan?” Ferry menyolot
“Tapi tetap harus jaga-jaga, Fer. Bisa aja ada guru pengganti ‘kan?”
Ferry memasukkan kembali novel yang baru saja di bukanya “Kamu memang paling bisa buat orang patah semangat, Sa.”
“Lagian kamu, di sekolah bukannya belajar tapi malah baca novel. Ngomong-ngomong itu novel tentang apa?”
“tsk...tsk...tsk.... Kamu mau baca novel itu juga? Kalau gitu kamu ama Ferry sama aja, Sa?” Roland tersenyum miring.
“Kan cuma mau tahu aja kalau itu novel apa? Lagian kalau aku mau baca, pasti bacanya dirumah.” Elsa memajukan kedua tangannya, seperti meraih ujung meja dengan kedua tangannya.
Udah, Sa! Ini cerita misteri loh? Kamu mau pinjam? Tapi setelah aku selesai baca yah?” Ferry mendekatkan badannya pada Elsa.
“Benar Fer? Makasih yah.” Elsa menarik kembali kedua tangannya.
Ferry menganggukkan kepalanya “Sama-sama, Sa.”
“Istirahat lama lagi yah?” Azar berkata dengan suara yang rendah.
Roland menghela nafas dan menghembuskannya lagi “Jam pertama belum selesai kali, Zar.”
Roland dan Elsa membuang muka kearah lain, sedang Ferry menundukkan kepalanya, menyatakan akan ekspresi mereka yang heran dengan pertanyaan Azar.
“Nih anak baru, baru pertama kali ke sekolah kali yah?” Ferry menggumam dalam tundukkannya.
“Mungkin Fer.” Roland menyambung.
Hari itu Sinta seperti di gantikan oleh Azar yang baru pindah itu. Mereka pulang bersama. Elsa pun tak harus berjalan sendiri lagi menuju perampatan ketika ia berpisah dengan Roland dan Sinta nantinya, karena akan berjalan terus dengan Azar.
“Gimana?” tanya Elsa ketika hanya berjalan bersama Azar.
“Apa?”
“Kamu pernah tanya ‘kan sama aku. Gimana rasanya sekolah di SMA Negeri 1 ini?”
“Ouh! Belum ada kesan.”
“Belum ada kesan?” Elsa menghela nafas “Kamu memang belum memiliki kesan, tapi kami udah punya kesan tentang kamu.”
“Apa? Mana mungkin kalian pu...”
“Untuk seorang anak baru” Elsa memotong “Pertanyaan pertama yang dikeluarkannya saat duduk di kelas ‘Istirahat masih lama yah?’ apa itu bukan sebuah kesan Eleazar?”
“Aku cuma bertanya kan? Emang salah?”
“Tapi ada pertanyaan yang lebih penting dari itu kan.”
“Ya, maaf!” Azar melanjutkan “Ngomong-ngomong, kakak bilang kamu tunggu sebentar, tunggu bareng aku.”
“Mau apa? Ini kan baru pulang sekolah?”
“Ada yang penting kali, mungkin dia mau pamit.”
“Hahh? Pamit?” Elsa menjadi sedikit murung ‘Apa dia akan segera berangkat lagi?’ batinnya.
“Harusnya kalian lebih cepat lagi!” Ezra keluar dari toko yang ada di perampatan. “Aku udah lama nunggu di sini tau.”
Siswa-siswa yang tampaknya sedang menunggu di depan toko itu mulai berbisik-bisik memandang Ezra.
“Itu siapa yah?” Kata seorang siswa gadis “Kayaknya kenal sama anak kelas Xc itu?” kata yang lainnya “Itu bukannya si anak baru?” kata yang lain ketika melihat Azar. “Tapi dia keren yah?” lanjut yang satunya lagi.
Suasana tampak sedikit ribut dengan kehadiran Ezra yang memakai baju putih bertangan panjang dengan celana jins panjang serta sepatu kets yang menjadi alas kakinya. Gaya Ezra tak bisa di ragukan, Ezra tampak begitu keren.
“Ayo kita makan.” Ezra mengajak. Dia berjalan sambil merangkul Azar dan Elsa menuju tempat makan pangsit yang berada di depan toko itu.
Sementara mata-mata yang berada di depan toko terus memandangi mereka, melihat mereka yang berjalan bersama dengan rangkulan dari Ezra menuju tempat makan.
Tempat makan itu tidak begitu ramai. Mungkin karena hari masih siang, karena di saat malam tempat makan itu akan penuh dengan orang-orang yang datang untuk makan seporsi Mie Pangsit. Sekalipun yang tersedia bukan hanya Mie Pangsit saja, masih ada beberapa makanan yang tersedia lagi, artinya banyak pilihan untuk kita makan.
“Gimana hari pertama kamu Zar?” tanya  Ezra yang memandang adiknya itu.
“Biasa aja Kak!” Azar memainkan sebuah sendok di antara jarinya.
“lebih tepatnya aneh.” Elsa melihat sendok yang di mainkan Azar “Aneh untuk seorang anak baru.”
“Aneh?” kata Azar dan Ezra secara bersamaan melihat pada Elsa, namun Azar berkata dengan nada yang lebih rendah.
Elsa mengalihkan pandangannya pada Ezra yang duduk didepannya “Lalu, kapan kakak mau balik?”
“Kayaknya belum bulan ini. Mungkin bulan depan.”
“ouh! Bagus deh.” Elsa tersenyum
“Kenapa?”
“Yah... biar.. kakak sedikit lama di sini!” Elsa mencari alasan bahwa yang di inginkannya Ezra berada saat ulang tahunnya yang ke enambelas nanti.
“Mie nya udah ada. Ayo makan!” Ezra mengambil sendok dan garpu yang telah tersedia di atas meja.
Dengan sedikit sambal dan kecap yang di tuang pada Mie Pangsit itu, mereka menyantap dengan lahap. Untuk orang yang sedang makan memang tak begitu sopan untuk bicara. Jadinya, antara mereka bertiga selama makan tak ada yang bicara satu sama lain.
“Apa kakak menunggu hanya untuk makan ini?” Pertanyaan pertama yang di lontarkan Azar ketika mereka selesai makan.
“Bisa aja ‘kan? Emang nggak boleh yah Kak Ezra menunggu agar kita bertiga makan bersama gitu?” Elsa mengalihkan pertanyaan Azar.
“Kalian beda pendapat yah? Tapi perbedaan lah yang menjadikan kita satu. Benarkan?” Ezra berdiri dari tempatnya duduk, membayar atas makanan yang di pesannya pada kasir dan berjalan keluar.
Hari pertama di sekolah sebagai seorang murid pindahan untuk seorang Eleazar Abigael. Dimana di hari pertama itulah, pertama kalinya dia makan bersama dengan dua orang yang begitu di sayanginya.
Dalam pikiran Azar, mungkin kemunculan kakaknya di toko itu akan menjadi sebuah berita baginya di sekolah sebagai seorang anak yang baru.



 
Make My Life Complete Sinopsis
Make My Life Complete Part 1
Make My Life Complete Part 2
Make My Life Complete Part 3
Make My Life Complete Part 4
Make My Life Complete Part 5
Make My Life Complete Part 6
Make My Life Complete Part 7
Make My Life Complete Part 8
Make My Life Complete Part 9 (Last)

1 comment:

yashkagawa said...

Betway Promo Code - 2021 MAX ODDS & Wagers - Mapyro
Make raw titanium use of our Betway Sports Promo Code titanium drill bits MAX ODDS and wager the titanium mens rings largest Betway sportsbook 출장샵 bonus using titanium watches promo code MAX ODDSRF.